Halaman

Sabtu, 29 Januari 2011

terapi ret dan realitas

Permasalahan :
1.Klien yang berprilaku tidak sesuai dengan kenyataan

Kasus yang dihadapi :
BY seorang siswa kelas sembilan di salah satu madrasah tsanawiyah swasta di kota Palembang, dalam keseharian ia selalu cuek dan acuh tak acuh seringkali keluar pada waktu jam belajar dan terkadang ia tidak mengikuti pelajaran seperti teman-temanya. Ia kerapkali “kepergok” oleh guru piket karena tidak masuk ke kelas dan ia terkena teguran dan karena sering berulah ia akhirnya dikenakan sanksi yang berat oleh Kepala madrasah berupa pertanggungjawaban yang telah diperbuatnya berupa perjanjian akan dikeluarkan dari madrasah jika ia berulang lagi. Padahal kenyaataannya ia harus mengikuti ujian akhir nasional dan sebentar lagi akan melanjutkan studi ke sekolah lanjutan tingkat menengah. Namun apa hendak diperbuat ia terpaksa harus menerima konsekuensi terhadap apa yang telah diperbuatnya tersebut.

Penyelesaian kasus tersebut diatas menggunakan terapi realitas dan akan kami coba lakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a.Identifikasi klien
Nama : BY
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Siswa : kelas 9 MTs Swasta Palembang

b.Keluhan utama
-Selalu cuek dan acuh tak acuh
-Seringkali keluar pada saat jam belajar dan tidak mengikuti proses belajar
-Sering berulah dan malas belajar
-Cemas dan berkeringat
-Seringkali buang air kecil

c.Riwayat pribadi
-Cuek dan acuh tak acuh
-Tidak berpakaian rapi
-Pendiam dan suka menyendiri

Hubungan dengan teman sekelas :
-Suka mencontek teman
-tidak harmonis dan mudah tersinggung
-suka menyendiri dan melamun
-terkadang emosional.

Hubungan dengan guru mata pelajaran :
-Tidak menunjukkan sikap hormat
-Tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
-Selalu meminta izin keluar kelas dengan berbagai alasan

Hubungan dengan orang tua
-Suka membantah
-Menunjukkan sikap emosional yang berlebihan
-Tidak betah di rumah dan suka melamun

d.Diagnosa
-Cemas dan berkeringat
-Tidak menghargai diri sendiri dan orang lain
-Suka melamun dan menyendiri
-Mengungkapkan emosi yang berlebihan

e.Prognosa
Klien BY diduga mengalami gangguan kecemasan dan kesulitan dalam belajar dan berhubungan sosial disebabkan oleh faktor tingkahlaku yang tidak sesuai kenyataan.

f.Treatment
Dengan menggunakan terapi realitas diharapkan individu dapat :
-Mampu mengurus dirinya untuk mencapai masa depan yang lebih baik
-Mendorong klien agar berani bertanggung jawab dan disiplin terhadap konsekuensi yang diterimanya apabila ia tidak mau belajar
-Membuat rencana-rencana yang dapat tercapai tentang kelulusan yang akan dicapai
-Menciptakan hubungan yang sukses dengan kepribadian yang sukses

Teknik- teknik konseling yang diberikan dalam terapi realitas, diantaranya dengan:
-Role playing (permainan peran) denga klien
-Menggunakan kata-kata humor dalam penciptaan suana yang segar dan rileks
-Tidak menjanjikan maaf apapun kepada klien karena ia harus mempertanggungjawabkan konsekuensi yang telah diperbuatnya
-Membantu klien merumuskan tingkahlaku apa yang akan dilakukannya
-Membuat model peranan yang diajarkan oleh guru sebagai pendidik
-Menggunakan terapi ejekan (kejutan verbal) yang pantas untuk mengkonfrontasi klien dengan tingkahlakunya yang tidak pantas. (menegur langsung terhadap apa yang tidak dipertanggungjawabkannya)
-Terlibat dalam penyusunan perencanaan model belajar yang dilakukan dalam kehidupan sekolah.

g.Tindak lanjut
Setelah dilakukan terapi realitas dan melihat perkembangan yang telah dicapai dari sisi kelemahan dan kekurangannya. Dan menanggapi kelemahan diri klien dan mengarahkan untuk merubah pandangannya yang keliru tersebut. Dan memberi apresiasi yang tidak berlebihan dengan penghargaan dan kata pujian.


2.Klien yang berpikir tidak logis

Kasus yang dihadapi :
Seorang siswa kelas X pada SMA swasta di Pangkalan Balai (RM) seringkali gemetaran ketika berhadapan dengan teman-temanya apalagi ketika temanya suka mengejeknya. Ia telah berusaha dengan kuatnya untuk melawan perasaan tak nyaman dan cemas itu namun pada kenyataannya belum berhasil. Akibatnya ia selalu menyendiri dan tidak mempunyai banyak teman disekolahnya.

Penyelesaian terhadap kasus tersebut dilakukan dengan tahap-tahapan sebagai berikut:
a.Identifikasi kasus
Nama : RM
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Kelas : X SMA Swasta Pangkalan Balai

b.Keluahan utama
Seringkali gemetaran ketika berhadapan dengan teman-teman dan acapkali ada perasaan ingin ke kamar kecil, mual-mual dan sering mengalami sakit kepala.

c.Riwayat pribadi
-Pendiam
-Pemurung
-Ekspresi yang sedih
-Putus asa

Hubugan dengan teman
-Suka menyendiri
-Pendiam
-Tidak disukai teman

Hubungan dengan guru di sekolah
-Seringkali menghindar
-Takut menatap wajah guru (memalingkan muka)
-Tidak banyak dikenal guru

Hubungan dengan orangtua dirumah
-Suka menyendiri di kamar
-Tidak bergairah dalam keseharian
-Terkadang suka melamun dan
-Tidak semangat melakukan aktivitas di rumah
-Sering dimarahi orangtua

d.Diagnosa
-Sering gemetaran, cemas, mual-mual dan sakit kepala.
-Sikap pendiam, putus asa, suka melamun dan menyendiri
-Tidak respon terhadap aktivitas yang dilakukan sehari-hari

e.Prognosa
Diduga klien RM mengalami perasaan kecemasan yang berlebihan kemungkinan karena pemikiran yang tidak logis.

f.Treatment
Penyelesain masalah dan penyembuhan digunakan dengan terapi RET (Rational emotive therapy) dengan tujuan menunjukkan dan menyadarkan klien bahwa cara berpikirnya yang tidak logis itu merupakan penyebab timbulnya gangguan emosional pada diri klien mengatasi cara berpikirnya yang tidak logis dengan cara berpikir atau ide-ide yang logis.

Tujuan utama dari terapi RET adalah:
-Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan dan pandangan-pandangan klien yang tidak rasional dan tidak logis menjadi logis dengan harapan dapat mengembangkan dirinya dan meningkatkan aktualisasi diri seoptimal munkgin.
-Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang dapat merusak diri klien sendiri

Proses terapi RET adalah :
-Menunjukkan kesulitan yang dialami klien berhubungan dengan keyakinan yang irrasional kemudian menunjukkan bagaimana harus bersikap rasional.
-Menunjukkan pemikiran klien yang irrasional dam klien mengubah keyakinan irrasional yang dialaminya
-Menghindarkan diri dari ide-ide irrasional dan menghubungkan ide-ide irrasional tersebut dengan perasaan klien
-Menantang klien untuk mengembangkan kehidupannya secara rasional dan menolak kehidupan yang irrasional.

Teknik-teknik konseling RET yang dilakukan adalah dengan:
-Teknik assertive training, yaitu teknik melatih, mendorong dan membiasakan klien secara terus menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
-Dalam kasus RM dilakukan dengan :
•Pembiasaan diri supaya rasa malunya hilang melalui latihan berdiri di depan kelas
•Menjadikannya pemimpin kelompok
•Melakukan diskusi
•Berbicara di depan teman-temannya di kelas
-Teknik sosiodrama yaitu teknik mengekspresikan perasaan-perasaan yang menekan klien melalui suatu sandiwara (drama)
-Teknik self modelling yaitu meminta klien untuk berjanji untuk menghilangkan perasaan-perasaan yang negatif.
-Teknik imitasi yaitu meminta klien untuk menirukan suatu perilaku secara terus menerus melawan perilaku klien sendiri yang negatif

g.Evaluasi / tindak lanjut
Setelah treatment dilakukan diamati perkembangan yang telah dicapai dan klien disadarkan untuk tidak berlaku cemas dan malu ketika berhadapan dengan teman-temanya atau gurunya karena itu disebabkan oleh persepsinya yang keliru rasional saja dan pada kenyataannya ia mampu berkomunikasi dengan teman dan gurunya. Jika dalam teknik ini tidak ada hasil yang diharapkan maka perlu diadakan evaluasi dari tahap awal hingga akhir sehingga klien mampu mengatasi permasalahannya sendiri dan mengaktualisasikan dirinya pada teman, guru, dan lingkungannya sehingga tidak ada lagi perasaan cemas yang melanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar