Halaman

Senin, 09 November 2009

5 nilai luhur yang dapat menyinari dan mewarnai sikap dan perilaku hamba Allah by:muhazzar

1. Jujur
Dikala shoumu romadhon kita jujur untuk melaksanakan puasa dengan sempurna, maka idealnya pasca romadhon kita bersikap dan
berprilaku jujur di segala akativitas kehidupan pribadi dan masyarakat, lebih-lebih terhadap amanah tanggung jawab tugas-tugas kita. Jujur dalam waktu, perkataan, janji yang baik. Jujur membuat hidup kita mujur. Sabda Nabi “sesungguhnya jujur mengantarkan kepada kebajikan dan kebajikan menuntun kita (sampai masuk) ke dalam syurga”. Agar kita istiqomah dan konsisten dengan kejujuran kita diperintahkan Allah SWT agar senantiasa “duduk” bersama orang-orang yang jujur (Ya Ayyuhal ladziina amanuttaqullaha wakunu ma’asshodiqin).

2. Istiqomah
Hakekat puasa romadhon satu bulan dengan segala rangkai amaliahnya merupakan proses konsistensi ibadah dan kelezatannya,
maka hakekat istiqomah ini sangat perlu untuk diteruskan di dalam aktivitas kebaikan-kebaikan kita di pasca romadhon, apapun status dan fungsi kita dalam masyarakat, tentu istiqomah di dalam amal-amal ibadah yang diridhoi oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman “Fastaqim kama umirta” istiqomahlah sebagaimana yang diperintahkan kepadamu.

3. Sabar
Di dalam shoumu romadhon kita dapat sabar dari godaan nafsu makan, minum, bersikap dan berprilaku yang tidak diridhoi Allah. Kita kuat menahannya dan mengendalikan kecenderungan- kecenderungan nafsu tersebut lantaran sabar, juga sabar dalam beribadah wajib dan sunnah di bulan romadhon, dan kitapun berhasil. Hendaknya 11 bulan yang akan datang, kita dapat bersikap sabar menghadapi hiruk-pikuk dan keransya kehidupan di akhir zaman dengan segala bentuk jebakan maksiat kepada Allah SWT. Sabar ini dapat membuat kita tidak gegabah untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan dengan kata lain kita akan memperhitungkan untung ruginya bukan sebatas akal semata, tapi dengan pertimbangan matang dari perspektif agama, al qur’an dan sunnah. Dan memang sabar itu cahaya bagi mukmin muttaqin, sabda Nabi Saw “ As shobru diya-un” .firman Allah SWT “Innallaha ma’as shobirin”.

4. Qona’ah
Puasa mendidik kita untuk berpola hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Maka ke-qona’ahan ini seyogyanya timbul dalam siakp dan perilaku hamba Allah pada pasca romadhon disebelas bulan yang akan datang. Manusia qona’ah, hidup, waktu, harta, fikiran dan tenaganya menjadi tidak mubazir dan selalu bermanfaat, efektip bahkan ia menjadi profil hamba Allah yang kaya lahir dan bathinnya penuh wawasan positif dan bijaksana. Perilaku mubazir kawan syaithon dan kufur nikmat “Innal mubazzirina kanu ihwanasyayathin wakana syaithonnu li robbihi kafura”; “Walladzina idza anfaqu lam yusrifu walam yaqtaru wakana baina zalika qowama”. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidaklah berlebih-lebihan dan tidak pula menahannya tetapi mereka membelanjakannya berada diantara keduanya. (pertengahan), Orang-orang qona’ah hidupnya jadi seimbang.

5. Sakho’
Gembelengan romadhon membuat kita ikut merasakan kemiskinan dan kesusahan orang-orang lain sehingga kita tergugah untuk meringankan dan membebaskannya dari belenggu kemiskinan dan kefaqiran ekonomi dan imannya. Kita menjadi pemurah pengasih penyayang secara nyata (sakho’). Sabda Nabi Saw “ Allah lebih cinta kepada orang-orang bodoh tapi pemurah daripada orang-orang berilmu tapi kikir”.

Demikianlah 5 nilai luhur rabbaniah hasil madrasah romadhon bagi para hamba yang berpuasa karena imanawwahtisaban. Jika kita memiliki dan kita amalkan dengan ikhlas nilai-nilai tersebut, itulah indikator bahwa shoumu romadhon kita telah berhasil dan diterima oleh Allah SWT. Kondisi ini hakekatnya kita telah meraih kembali kefitrahan, itu maknanya kehidupan kita menjadi kehidupan yang baik (hayyatan toyyibah). Hayatan toyiban dihiasi dengan amal-amal sholeh dimana akibatnya kehidupan duniawinya menjadi harmonis dalam naungan cahaya illahiyah serta di akhirat kelak akan dibalas oleh Allah dengan yang lebih baik daripada amal sholeh dan ibadah ikhlasnya di dunia yang fana’ ini. Firman Allah SWT : Man ‘amila sholihan min dzakarin au untsa wahuwa mu’minun fala nuhyiyannahu hayatan toyyibatan walanajiyannahum ajrohum bi ahsani makanu ya’malun“Siapa yang beramal sholeh laki-laki atau perempuan sedangkan ia dalam keadaan beriman, maka akan kami hidupkan di dunia dengan kehidupan yang baik, dan akan kami balas dengan lebih baik lagi dari apa yang dikerjakannya (di dunia ini).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar